'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
GURU PAUD ‘AISYIYAH SUKOHARJO BERDENDANG DI ACARA PRAORIENTASI PANDU HW PAUD
02 April 2022 08:04 WIB | dibaca 137

SUKOHARJO – Sembari menunggu instruksi PWA Majelis Dikdasmen tentang penyelenggaraan Orientasi PANDU HW PAUD, tindak lanjut Training Of Fasilitator (ToF) PANDU HW PAUD serentak di semua Karisidenan Se-Jawa Tengah 19, 26, 27 Februari 2022 lalu, PDA Majelis Dikdasmen Kabupaten Sukoharjo mengawalinya mengadakan Praorientasi Pandu HW untuk guru PAUD ‘Aisyiyah yang diikuti 195 peserta perwakilan lembaga PAUD ‘Aisyiyah Se-Kabupaten, 27 (3).

Kegiatan yang telah sukses terselenggara di SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo sejak pukul 07.00 - 15.00 ini bertujuan menumbuhkan semangat kepanduan bagi para guru PAUD ‘Aisyiyah, di mana ini adalah awal mula mereka mengenal Pandu HW. Harapannya ketika mengikuti Orientasi PANDU HW PAUD nanti guru PAUD ‘Aisyiyah sudah terbekali cinta terhadap HW. Sementara mereka akan  resmi menjadi pelatih PANDU HW PAUD setelah giat tersebut terlaksana dan PWA Majelis Dikdasmen telah menginstrusikannya. Dan pastinya mereka harus bisa melatih putra putri di qobilah masing-masing,  ujar Maya Maria Hartanti, S.Pd., ketua panitia penyelenggara.

Ucapan terimakasih khususnya kepada Kwarda HW Sukoharjo oleh Siti Sholikhah, M.Pd., ketua PDA Sukoharjo atas kerjasamanya yang baik dan sudah memberikan perhatian kepada ‘Aisyiyah dalam penyelenggaraan kegiatan. Ia menyambut sangat gembira. InsyaAllah akan segera ditindaklanjuti pasca praorientasi ini, ucapnya dengan yakin. Yel-yel “PDM Jaya, PDA Maju, IGABA keren Yakin Esok Sukses Yes!” adalah kalimat akhir sambutannya, yang kemudian diikuti serempak semua peserta seraya tangan mengepal.

Sejalan dengan Siti Sholikhah,  Wiwaha Adji Santosa, S.Pd., ketua PDM Sukoharjo menyampaikan bahwa ini adalah kegiatan yang mengharukan sekaligus membahagiakan. Sosok panutan Muhammadiyah yang ternyata sudah mengenal HW sejak tahun 70-an ini bercerita singkat sepak terjang saat ber-HW. Kini ia tengah memperjuangkan HW sampai tingkat Nasional agar sama seperti ortom lainnya.

Pesannya sebagaimana janji HW “menjalankan perintah tanpa membantah”, itu artinya pimpinan harus bijak. Jangan karena ditaati, lalu kebijakan tidak dipertimbangkan. Perlu diingat, lanjutnya, melalui gerakan kepanduan HW ini harus muncul Kader Umat, Kader Persyarikatan dan Kader Bangsa. Pahami betul sumpah HW agar Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur. Sejak dulu HW itu adalah kader pejuang, jika ragu kembalilah pulang. Jadi lillah hasanah untuk mendapatkan janah. Dan hal inilah yang memotivasinya tetap berpandu HW sampai sekarang.

  

Ketua Kwarda Sukoharjo, Ramanda Fauzi Nugroho, mengatakan dengan mantab dalam pidato sambutannya “Saya mengikuti instruksi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jika di sekolah Muhammadiyah sudah ada IPM ya berarti tidak usah OSIS, jika pencak silatnya Tapak Suci, ya tidak usah ada Karate, dan jika kepanduannya Hizbul Wathan, ya tidak usah Pramuka. Meskipun demikian saya tetap berterimakasih kepada Pramuka, karena saya terlahir dari pramuka sebelum mengenal HW”.

Lebih lanjut ia katakan, bahwa baru kali ini merasa heran. Biasanya Kwarda HW itu selalu mengajak sekolah-sekolah di tingkat bawah, tetapi kali ini diajak guru-guru PAUD ‘Aisyiyah untuk mendampingi kegiatan.

Memasuki acara inti, pemaparan materi Kepanduan Hizbul Wathan oleh Pelatih HW Nasional, Ramanda Harjanto. Ia jelaskan historis pandu HW yang masih belum akrab di telinga peserta. Selain sejarah, ia sampaikan maksud dan tujuan HW yaitu menyiapkan, membina, mendidik anak, remaja, pemuda menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya. Yang dibina adalah akidah, mental dan fisik, ilmu dan teknologi serta akhlakul karimah.

    

Kegiatan selanjutnya praktek langsung simaphore, tepuk, lagu islami, gerak lagu dan PBB yang disajikan oleh para alumni ToF. Sajian praktek ini disambut antusias oleh peserta. Bahkan di tengah-tengah sesi selalu kompak bertepuk HW saat pelatih memberi aba-aba.

Guru PAUD yang sudah terbiasa dengan dunia anak adalah bukan hal sulit ketika diminta menyelesaikan tugas meski dalam waktu singkat. Terbukti saat menampilan performance di aksi gelar karya mereka mampu menyajikannya dengan sukses dan heboh. Sampai-sampai di akhir sesi upacara penutupan terus saja menirukan yel-yel salut “Kasih salut! Kasih W Kasih O Kasih W, WOU, pancen apiiik tenan, pancen apiik tenan, siip, mantab!”, yang disuarakan lantang Rakanda Hanafi, anggota Dewan Sugli Daerah Sukoharjo saat berlangsungnya aksi gelar karya.

Kontributor : Fitri Shofiana, PDA Majelis Dikdasmen

Shared Post: