Sampah plastik merupakan salah satu dari ribuan jenis sampah yang tergolong sulit terurai. Momok terhadap sampah plastik ini terus menghantui kesehatan bumi dan penghuninya. Berbagai program nyatanya telah banyak dilakukan untuk meminimalisasi dampak semakin banyaknya sampah plastik ini, seperti gerakan hemat plastik, mengganti kemasan plastik dengan kertas dan daun, mendaur ulang plastik menjadi benda lainnya, dan sebagainya. Sebagai bentuk kepedulian Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terhadap sampah plastik, terlaksanalah kegiatan pengabdian masyarakat persyarikatan/Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)/Desa Binaan (P2AD) yang mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Pengelolaan Sampah Plastik melalui Ecobrick menuju Desa Wisata Edukasi”. Kegiatan ini berkolaborasi dengan program studi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Sasaran pengabdian masyarakat ini ialah pemberdayaan Desa Ngrombo yang melibatkan ibu-ibu Aisyiyah dan PKK sebagai mitra.
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mitra terkait pengelolaan sampah plastik melalui ecobrick. Hal ini dilatarbelakangi adanya kondisi bahwa masyarakat mitra adalah masyarakat yang mempunyai kreativitas tinggi yang dibuktikan dengan terbentuknya komunitas-komunitas pengrajin gitar, sehingga komunitas ini mewujudkan sebuah desa wisata edukasi dan berhasil dianugerahi sebagai desa wisata terbaik se-Indonesia setelah menyabet juara I lomba desa wisata kategori kreatif tingkat nasional di tahun 2021. Namun dalam perjalanan menjadi masyarakat yang kreatif, warga Desa Ngrombo membutuhkan berbagai bahan dan peralatan yang digunakan untuk mengemas produk dari gitar dengan berbagai kemasan plastik. Produk kemasan gitar sejauh ini masih menggunakan bahan-bahan yang dibeli dan bukan daur ulang.
Sebagai desa wisata, desa ini menawarkan 15 titik lokasi wisata yang mampu menarik perhatian para wisatawan dari luar kota. Adanya industri kreatif gitar dan banyaknya wisatawan yang berkunjung ini memberikan dampak dari sisi finansial dan limbah industri maupun sampah lain yang dihasilkan, di antaranya logam bekas, ban bekas, dan sisa potongan kayu dan triplek, sampah organik sisa makanan serta sampah plastik.
Sampah plastik yang ada di masyarakat Ngrombo beberapa telah diolah menjadi kerajinan kreatif, seperti: bunga, tas, dompet, dan produk lainnya. Namun pengolahan tersebut juga masih menghasilkan sampah sisa atau residu dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sampah tersebut oleh Tim Masyarakat Tanggap Bencana (MAGANA) biasanya dibuang ke tempat pembuangan akhir di Mojorejo. Program recycling ini membidik sampah residu tersebut, menampung dan menjadikan ecobrick yang sangat bermanfaat.
Pengoptimalan kreativitas masyarakat Desa Ngrombo terus dikembangkan, dalam kegiatan ini dititikberatkan pada kreativitas dalam pengelolaan sampah plastik melalui ecobrick menuju desa wisata edukasi. Pembukaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan secara meriah pada Senin, 03 Januari 2022. Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Ngrombo, LLHPB Pimpinan Daerah Aisyiah Kabupaten Sukoharjo, tim P2AD, dan mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kepala Desa Ngrombo, Sri Partini, S. I.Pust. dalam sambutannya menyampaikan bahwa sisa-sisa sampah plastik yang sudah diolah menjadi kerajinan tas, dompet, bunga, dan yang lainnya masih bisa dimanfaatkan menjadi ecobrick. Kegiatan inilah yang nanti akan membekali ibu-ibu agar kreativitas yang sudah dimiliki bisa dioptimalkan untuk menjadikan Desa Ngrombo sebagai desa wisata edukasi, selain sebagai wisata industri gitar. Beliau memberikan motivasi kepada ibu-ibu agar bersemangat dalam mengelola sampah plastik menuju Indonesia bebas sampah di tahun 2025.
Dra. Lilik Tri Prihantini wakil dari LLHPB Pimpinan Daerah Aisyiyah Sukoharjo memberikan wacana tentang sikap tangguh dan tanggap bencana yang harus dimiliki warga melalui kegiatan pengelolaan sampah plastik. Hal ini diperjelas dengan pernyataan Dr. Anatri Desstya, ST, M.Pd. sebagai ketua tim bahwa kegiatan P2AD ini perlu dilakukan di Desa Ngrombo karena masyarakat desa ini terutama kaum ibu sangat tinggi kreativitasnya dalam mengelola sampah plastik dalam rangka menuju desa wisata edukasi.
Acara semakin seru saat dilakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah plastik.oleh Dr. Murfiah Dewi Wulandari, M.Psi. Dilanjutkan dengan sosialisasi darurat sampah plastik, pengenalan ecobrik, sampai cara membuatnya disampaikan secara lengkap oleh Rezania Asyfiradayati, SKM, M.PH. Pada akhir penyampaiannya, beliau mengajak kepada ibu-ibu untuk mulai peduli terhadap sampah plastik, dan mengembangkannya menjadi ecobrick.
Saat yang ditunggu oleh warga ialah kegiatan praktik membuat ecobrick yang dipandu secara langsung oleh tim P2AD. Dalam praktik ini, warga dibentuk menjadi 8 kelompok, yang setiap kelompoknya ditunjuk seorang kader ecobrick dengan tugas menginisiasi, menggerakkan, mengajak, dan mengingatkan warga lain dalam mengolah sampah plastik menjadi ecobrick. Mereka memberi identitas setiap kelompoknya dengan nama-nama bunga, yaitu nusa indah, kantil, melati, anggrek, mawar, teratai, dahlia indah, dan matahari. Mitra yang terlibat terdiri dari 40 ibu-ibu PKK dan Aisyiyah berasal dari beberapa dukuh, yaitu Njebol, Ngrangutan, Jantran, Sawahan, Pulorejo, Ngablak, Pundung Lor, Sudinan, Patihan, Bregan, Patihan, Ngadirejo, dan Gebangan.
Pada kegiatan ini, setiap tim yang beranggotakan 5 ibu-ibu ini difasilitasi dengan dua gunting, 3 stik pemadat, 2 botol air mineral, dan kumpulan sampah plastik. Praktik pembuatan ecobrick diawali dengan memotong sampah plastik, memasukkannya ke dalam botol, kemudian menekannya dengan stik pemadat agar tidak ada lagi ruangan kosong di dalam botol sampai massa yang optimal. Botol yang digunakan berukuran 600 ml, sehingga massa optimalnya mencapai 200 gram. Setiap kelompok di didampingi oleh tim dosen yakni Dr. Yulia Maftuhah Hidayati, Rezania Asyfira M.PH, Dr. Murfiah Dewi Wulandari, Arief Cahyo Utomo, M.Pd., dan Dr. Fitri Puji Rahmawati serta dibantu mahasiswa PGSD: Dimas Luhur, Romario Seger, Nur Puji Astuti, Sylviana, dan Galuh Kancanadana.
Kegiatan praktik ini diakhiri dengan menghasilkan 2 botol ecobrick. Selanjutnya setiap tim diberikan proyek untuk menggandeng anggota yang lebih banyak ibu di sekitar rumahnya untuk mengembangkan rasa peduli terhadap sampah plastik di sekitarnya menjadi ecobrick. Untuk mengakomodasi jiwa kreatif dari masyarakat, setiap tim diberikan keleluasaan untuk mengembangkan produk ecobrick yang telah dihasilkan. Proyek ini akan dilaksanakan hingga selesai program pengabdian P2AD sekitar lima bulan yang akan datang.